Senin, Januari 14

PintaKu....

tak mengertikah kau
keterbatasan menyelimuti aku
tak mampukah kau memahami
aku t'lah hidup dalam kungkungan

tak siapku melayang jauh
tak mampuku melompat ke udara
sayap ini lemah tak terlatih
karena bathin ini selalu terpenjara

berat kaki oleh pasungan
benak penuh ketakutan
maukah menuntunku perlahan
tak bisakah selalu tersenyum disampingku

perasaanku kecil melihat dunia
sosok ku pun mungkin tak berarti
tak ingin sendiri berselimut badai
tak sanggup sendiri menantang cakrawala

harapan pupus tanpa terbina
hanya impian berdesakan dalam angan
beratkah bagimu menunggu
sampai aku mampu menggenggam cahaya kehidupanku.....

Selasa, Januari 8

Kenangan di Kota Tua.....

masih teringat kenangan
ketika jumpa dirimu
ditengah bisingnya kuda besi berpacu
tak nampak jelas wajahmu saat itu
hanya kekikukanmu yang terbias

senyum malu menghiasi bibir kita
terpancar kesungguhan di matamu
hangat terasa di jiwa
malam kian menggantung di kota tua...
kaki terasa berat melangkah

enggan rasanya melepas hari berganti
sinar bulan menyelimuti kota tua
menjadi saksi janji yang terpendam
hanya dalam kilasan detik
hati kita telah bertaut.....

doSakah ??

jantungku berdetak kencang
berat rasa hati ini
entah mengapa gelisah mendera
galau terasa....

kutatap jalan yang kulalui
coba tuk mencari ketenangan
tapi selalu terlintas di benakku
sosok gadis manis muda belia

gemetar seluruh raga ini
terbayang kau sedang berjalan
melangkah dengan tegar dan teguh
dengan senyum polos dibibirmu

ingin raga ini menjerit dan berlari
berlari mengejarmu gadis...
mencegahmu terjun dalam jurang kenistaan
tapi raga ini hanya diam

salahkah aku ? dosakah aku ?
bathin ini amat takut gadis
karena jurang itu....
aku yg menunjukkannya pada mu....



Senin, Januari 7

KemAnaKah ciNta ??

bosan terasa meradang
jengah mendengar sudah
seperti suara ayam jantan
slalu berkokok pagi hari
tiada terlupa

mata terpejam coba tuk mengingat
apa yang telah kuperbuat ?
tak meminta diri ini dilahirkan
tak diinginkan kah diri ini...
kecewa kian berlapis

tiap kali mengalir untaian kata
kebekuan terasa menjadi
apa yg terlintas di benak kalian ?
tak berarti kah aku buah cinta kalian ?
diam ku dalam benih kebencian

betapa kurindukan sosok kecilku
sosok kecilku yang dibuai kedamaian
dalam hangatnya kasih sepasang pelindung
kala cinta masih berbunga....

hati penuh kemarahan
hanya air mata yang mampu bicara
tahukah kalian telah sakit diri ini
bukan......bukan raga ini yang sakit
ya.....jiwaku yang sakit


Sangkar Emas....

terisak ku ditengah keheningan malam
mencoba memahami yang terjadi
sesaat ku hanya hanyut dalam isakan
meresapi kepedihan yang perih

kutatap sinis sangkar emas yang menaungiku
ingin rasanya berlari
meninggalkan prahara demi prahara
putus asa kah aku ?

linang air mata kian deras
kupejamkan mata agar terlelap
berharap saat terjaga pagi esok
kepedihan ini hanya mimpi buruk




Jumat, Januari 4

pElaNgi UntuKmu kaWan

aku tersenyum saat hujan reda...
ku lihat pelangi menaungi ku
membayangkan saat yang telah kita lewati
canda, tawa, bahkan pertengkaran...
kadang kau tertawa
kadang kau pun menangis...
begitu pula aku tertawa dan menangis
bersama denganmu....

matahari dan bulan terbit silih berganti
hari menyambung hari....
tahun demi tahun tlah kita lalui...
satu demi satu pertengkaran kita lewati
dalam genggaman persahabatan....

usia muda menjadi dewasa...
darah muda yang bergolak pun surut menjadi tenang...
bersama kita bergandengan...
mencoba menantang masa depan..

tapi...
apa yang telah terjadi ?
beribu masalah tlah kita lalui...
beribu cobaan dan halangan kita arungi bersama
apa yang terlintas dalam benakmu
sehingga kau berubah...

senyum ku menghilang...
menerawang ku pada ingatan lalu
apa yang terjadi pada kita ?
ku tak bisa lagi menyentuhmu
mengapa kau memagari dirimu
mengapa kau bersembunyi

kemana perginya pelangi yang selalu menaungi kita berdua
kemana perginya mata hati kita berdua
aku berdiri sendirian menatap jalan jalan yang dibasahi hujan...
mencari bayang bayang saat kita bersama

mencoba menghalau pedih dihati...
mencoba berharap ini hanyalah ilusi
mencoba mempertahankan genggaman kita...
mencoba menghidupkan gelak tawa dan canda

kawan...
apa kau juga mengingat diriku
apa kau juga merindukan kenangan kita
akankah kita bersama kembali ?
kembali dinaungi pelangi kebersamaan kita
dalam genggaman persahabatan abadi
seindah pelangi hati kita....







Ironi

kupandang sekitar...
hanya dinding abu-abu
kelam dan dalam
terasa begitu menghimpit ku
kedalam benak ku sendiri...

dadaku sesak, nafas terasa berat
kuketuk ketuk kening ku
terus perlahan...
mencoba mencairkan kebekuan pikiran ku

Apa yang kucari ?
Ingin hati menjerit...
serendah inikah arti harkat seorang manusia ?
apa yang menjadikan manusia lebih tinggi
dari manusia lainnya ?

kucoba terus berpikir...
terus tanpa henti
ku menggigil dalam bayanganku
ketika ku temukan 4 huruf dalam benak ku
U A N G !!!!

bibir ku gemetar...
hati teriris perih dan pedih
darah terasa mendidih
tapi kaki ku terpasung....

andai ku mampu memberontak
agar ironi ini tak terus berlanjut
demi anak anak generasi penerus bangsa
dan demi harkat diriku sendiri....

hancur sanubari ini terasa
ku hanya bisa meratapi keadaan
keadaan ku sebagai wujud manusia....
yang harkatnya ternyata dinilai dari benda bernama "uang"
benda ciptaan manusia sendiri

sungguh ironis....









Kamis, Januari 3

Hujan...
Pagi masih saja hujan
Langkah kakiku terasa membelah jalan yang dingin
Dingin, sepi...

Mataku memandang kekiri dan kanan
Semakin terasa kesendirianku ditengah kesibukan dunia
Semua mata sibuk dengan tujuan sendiri
Tak peduli...